22 Desember 2009

Menipisnya Alokasi IP v4 dan Migrasi ke IP v6





keberadaan internet dewasa ini 
           memiliki peranan yang cukup penting, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi, begitu pentingnya hingga setiap perkembangannya selalu menjadi topik utama dalam APRICOT, yang diikuti oleh komunitas internet dan teknologi IP se Asia Pasific




solusi total untuk keterbatasan alamat IP adalah dengan mengganti alamat IP V4 yang hanya bisa menyediakan 4 miliar alamat menjadi IP V6 yang secara teoritis dapat menyediakan maksimal 2.128 miliar alamat.



Ajang pertemuan para pakar Internet Asia Pasific Regional Internet Conference on Operational Technology (APRICOT) merupakan ajang pertemuan tahunan semua komunitas Internet dan teknologi IP dari level policy maker,technology owner, akademisi hingga hands on engineer untuk melihat perkembangan teknologi IP dan internet secara obyektif berdasarkan realisasi operasional dan solusi best practice.

           dalam konfrensi ini, antusiasme komunitas internet dan teknologi IP tampaknya terus meningkat. peserta yang datang tak lagi hanya perwakilan perusahaan di wilayah Asia Pasific, tetapi juga beberapa organisasi internet antara lain content provider seperti Google, Tier 1 provider , Tier 2 provider hingga ISP.

APNIC, APIA, ARIN, ICANN, NANOG, serta perwakilan dari setiap negara mulai dari Arab hingga Amerika Serikat.




             Beberapa operator jaringan telekomunikasi, ISP maupun system integrator dari indonesia turut hadir pada ajang APRICOT ini antara lain Telkom, Indosat, Telkomsel, CBN, IDC, Praweda, ICON dan beberapa provider telekomunikasi yang ingin melakukan update perkembangan internet secara global ini




Knowledge Sharing dan Tutorial 
           selain konferensi, pertemuan ini juga dijadikan ajang jitu berbagi pengetahuan antar peserta dengan menggelar workshop hands on operational teknologi IP dan internet, tutorial training 

singkat perkembangan teknologi IP dan internet, serta open policy meeting untuk menentukan kebijakan internet seperti alokasi alamat IP untuk publik dan asia broadband  meeting yang berisi update perkembangan service berbasis IP di asia.
     
hampir semua negara melakukan update kondisi Internet Exchange (IX) mulai Amsterdam Internet Exchange yang memiliki throughput trafik terbesar  di eropa hingga lebih dari 400 Gbps, India IX, Taiwan IX, Indonesia IX, yang diwakili oleh APJII hingga philippine IX yang baru saja membagun IX tahun lalu.

keuntungan dengan adanya IX ini adalah koneksi antara operator dalam suatu area dapat langsung dilakukan dengan peering tanpa harus melalui pihak ketiga sehingga mengurangi cost operational sekaligus mempercepat penetrasi internet lokal.

                 pengembangan IPv6  (internet protocol versi 6) sendiri, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1998 dengan dikenalkannya IETF RFC 2460 mengenai spesifikasi IPv6. saat ini sudah banyak operator maupun pengguna yang dapat mengaplikasikan IPv6, hanya saja sosialisasinya yang masih kurang. IPv6 menjadi krusial karena teknologi jaringan IP yang biasa kita gunakan sehari-hari atau dinamakan Internet Protocol versi 4 (IPv40) memiliki keterbatasan jumlah IP address untuk melayani pertumbuhan internet yang semakin pesat. alamat IPv4 ini yang dapat melayani sekitar 4 miliar alamat ini dirasakan kurang. negara-negara dengan penetrasi internet yang tinggi seperti korea dan jepang mulai merasakan berkurangnya alokasi IPv4 untuk pengguna secara signifikan. hal ini karena dibutuhkan minimal 1 alamat IPv4 publik untuk pengguna internet


          
           saat ini menurut prediksi beberapa ahli, alokasi IPv4 ditingkat IANA, organisasi yang bertanggung jawab terhadap alokasi IP ditingkat dunia akan habis pada tahun 2010, aokasi pada tingkat regional akan habis pada tahun 2011. pada sesi diskusi Asia Pasifik Network Information Center (APNIC), disampaikan juga mengenai ide pembatasan alokasi Ipv4 untuk setiap negara.



             Ditjen POSTEL Indonesia sendiri menyatakan bahwa keterbatasan IP address ini akan menjadi penghambat penetrasi internet. solusi total untuk keterbatasan alamat IP tersebut adalah mengganti alamat IPv4 yang hanya bisa menyediakan 4 miliar alamat menjadi IPv6 yang secara teoritis dapat menyediakan maksimal 2.128 miliar alamat. suatu alokasi yang sangat besar untuk beberapa masa kedepan.



          hal tersebut perlu diantisipasi oleh setiap operator walaupun memang strategi penerapan IPv6 ini bukan strategi jangka pendek tetapi harus direncanakan secara sistematis mulai dari business plan, pendalaman teknologi, penetration test, strategi transisi alamat IP dan strategi pengembangan full IPv6.


faisal zulmi At-tamimi